TikTok Pertimbangkan Pisah dari ByteDance jika Negosiasi dengan Pemerintah AS Gagal

TikTok Pertimbangkan Pisah dari ByteDance jika Negosiasi dengan Pemerintah AS Gagal

inews99.com – TikTok Amerika tengah mempertimbangkan kemungkinan pisah dengan perusahaan induknya di China, ByteDance . Opsi ini muncul akibat keraguan pemerintah Amerika Serikat (AS) akan privasi dan keamanan data pengguna aplikasi tersebut.

Sebelumnya TikTok diduga menjadi corong politik yang mempropagandakan pandangan pro-Beijing.

Dilansir Pikiran-Rakyat.com dari Reuters, wacana pemisahan ini akan menjadi pilihan terakhir jika proposal TikTok tidak disetujui oleh pejabat keamanan nasional AS. TikTok memang sedang menjalani peninjauan oleh Komite Penanaman Modal Asing di Amerika Serikat (CFIUS).

Demi meredam konflik dengan parlemen, TikTok setuju untuk menerapkan sejumlah rencana yang dinamai Project Texas.

Akan tetapi saat ini CFIUS tengah menangguhkan proses peninjauan dan pihak TikTok menjadi ragu apakah pihaknya dapat terus beroperasi di AS. Menurut laporan, beberapa anggota CFIUS dari Departemen Kehakiman enggan menerima rencana TikTok tersebut.

CFIUS yang merupakan badan keamanan nasional dengan pengaruh besar di pemerintahan telah merekomendasikan agar ByteDance melepaskan TikTok . Usulan ini dilontarkan pada 2020 lalu dengan suara bulat dari seluruh anggota. CFIUS khawatir bahwa data pengguna dapat diteruskan ke pemerintah China.

Negosiasi terkait keamanan data antara TikTok dan CFIUS telah berlangsung selama 2 tahun lebih. Perusahaan mengatakan telah mengeluarkan lebih dari 1,5 miliar USD untuk Project Texas yang ditujukan untuk memperkuat keamanan data.

Pihaknya bahkan menggandeng perusahaan teknologi asal AS, Oracle dalam bagian analisa software. TikTok juga menolak tuduhan mata-mata yang dilontarkan oleh pemerintah AS.

Wacana pemblokiran TikTok sebenarnya sudah digodok sejak era pemerintahan Trump. Namun, langkah nyata baru diambil tahun lalu setelah adanya laporan bahwa China mengakses informasi pribadi dari pengguna TikTok di AS dan berencana menjadikan media sosial tersebut alat untuk memata-matai warga tertentu di Amerika.

Negara bagian kemudian berbondong-bondong memblokir penggunaan TikTok pada smartphone pegawai pemerintahan. Joe Biden baru saja meneken UU pada Desember tahun lalu dan secara resmi melarang TikTok dipasang di perangkat milik pejabat federal.

Senator Mark Warner pada awal Maret ini mengajukan RUU ke Departemen Perdagangan untuk melarang aplikasi yang dibuat oleh negara-negara berisiko, seperti China.

Meski tak ditujukan khusus untuk TikTok , Warner memahami bahwa opini publik tertuju pada aplikasi tersebut.

Dilansir dari Forbes, meski wacana ini masih jadi opsi terakhir, TikTok perlu meminta restu dari pemerintah China jika benar-benar ingin berpisah dari ByteDance . Pemisahan diri ini nantinya akan membuat TikTok menjadi perusahaan terbuka dan harus menjual saham ke publik.

TikTok digunakan oleh lebih dari 100 juta orang di Amerika dengan rata-rata waktu yang dihabiskan mencapai 90 menit perhari. Kendati belum merespon pemberitaan ini, Kepala Eksekutif TikTok , Shou Zi Chew berencana untuk menghadap Kongres AS pekan depan.***

Exit mobile version